24 August 2006

It's Bullshit

"Siyalan.. Kemana sih tuh orang?! Harusnya kan dia yang ngerjain ini... Kok jadi
gw sendiri yang nanggung.."

Haha..!! Ketemu masalah dengan orang yang melarikan diri dari beban moralnya?! Oh ya.. Gw sangat kenal dengan beberapa di antaranya..

16 August 2006

Burn The Light, Please..

Falling
Deeper and deeper
The light fading
Darker and darker

I hate light
I hate life

12 August 2006

Kesaksian Letusan Krakatau 1883

Mestinya sih udah banyak yang tau bab Gunung Krakatau yang meletus 27 Agustus 1883. Tapi gw baru liat artikel bab kesaksian-kesaksian hidup (eh, tapi orangnya masi idup gak ya..) tentang letusan Krakatau, dan tsunami hebat yang dihasilkannya. Artikel ini sebenernya pernah dimuat di majalah Intisari pada edisi Agustus 1982.
*weks.. pas gw laer..*

Dari sekian kesaksian (buanyak..), gw ambil satu cerita. Cukup menggambarkan situasi waktu itu. Dan gw agak merinding bacanya.. Gak bayangin kalo gw sendiri yang ngalamin..

Gw peringatkan buat yang mo baca, ini bakalan panjang.. (apalagi baca artikel aslinya..)
Siap-siap rokok ato permen buat nemenin baca.. Hehe..

Kapal api Gouverneur Generaal Loudon, dengan nakhoda Lindeman, sebuah kapal Nederland Indische Stoomvaartsmaatschappij (pendahulu KPM) berlayar dari Batavia ke Padang dan Aceh dengan menyinggahi Teluk Betung, Krui, dan Bengkulu.

Kapal itu berangkat pada tanggal 26 Agustus pagi hari dari Jakarta. Seorang penumpang kapal itu mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:

"Cuaca pagi itu sangat cerah. Siang harinya kami berlabuh di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di pantai Banten. Beberapa orang pekerja kasar naik dari pelabuhan ini. Kapal kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah Teluk Lampung, melewati Pulau Sangiang dan Tanjung Tua. Di sebelah kiri kapal kami lihat Pulau Rakata dari kejauhan, yang kami singgahi dua bulan yang lalu."

"Waktu Gunung Krakatau mulai bekerja bulan Mei yang lalu, setelah dua abad beristirahat, perusahaan pemilik kapal Loudon mengadakan suatu tour pariwisata bagi penduduk Batavia. Dengan membayar dua puluh lima gulden kita bisa berlayar ke Pulau Krakatau. Pada waktu itu masih mungkin untuk mendarat ke pulau, bahkan mendaki kawahnya yang mengeluarkan uap putih."

"Sekarang gunung berapi itu nampaknya jauh lebih gawat. Asap hitam pekat membubung dari kawahnya ke langit biru dan hujan abu halus turun di geladak kapal..."


"Pada pukul 7 petang kami berlabuh di Teluk Betung. Hari amat cepat menjadi gelap, sedang lautpun agaknya makin berombak dan hujan abu makin deras. Kapal Loudon memberi isyarat ke darat agar dikirimi sekoci bagi penumpang yang akan mendarat, tetapi tidak ada jawaban apa-apa. Lalu kapten memerintahkan agar sekoci kapal diturunkan, tetapi gelombang besar tak memungkinkan untuk mencapai darat, sehingga sekoci itu harus kembali lagi."

"Lampu pelabuhan menyala seperti biasa, tetapi tampaknya ada kejadian-kejadian luar biasa di Teluk Betung. Sekali-sekali terlihat tanda bahaya dari kapal-kapal lain dan terdengar suara kentongan bertalu-talu.
Penerangan kota dipadamkan. Sementara itu hujan abu kini berubah menjadi hujan batu apung yang deras..."

Menara Suar Patah Seperti Batang Korek Api

"Dengan rasa kurang enak kami melewatkan malam itu. Air laut makin liar dan ombak-ombak besar mendera lambung kapal tanpa hentinya. Ketika fajar menyingsing kami melihat bahwa Teluk Betung menderita kerusakan cukup parah oleh gelombang pasang. Kapal api pemerintah Barouw, terlepas dari jangkarnya dan dihempaskan ke darat. Gudang-gudang dan gedung-gedung pelabuhan lain rusak. Tetapi tak tampak tanda-tanda kehidupan di kota kecil itu..."

"Pukul tujuh pagi tiba-tiba kami melihat dinding air melaju ke arah kapal kami. Loudon sempat melakukan manouvre untuk menghindar, sehingga gelombang itu mengenai sejajar dengan sisi kapal. Kapal itu menukik hebat, tetapi pada saat bersamaan gelombang itu telah lewat dan Loudon selamat. Kami sempat melihat betapa air pasang itu mendekati, lalu melanda kota Teluk Betung dengan tenaga tak terbendung..."

"Tak lama kemudian masih ada tiga gelombang dahsyat yang menghambur, yang di hadapan mata kami memporak-porandakan segala apa yang ada di pantai. Kami melihat bagaimana menara suar patah seperti batang korek api dan rumah-rumah lenyap digilas gelombang. Kapal Barouw terangkat, kemudian dicampakkan ke darat melewati puncak-puncak pohon nyiur. Yang tadinya Teluk Betung kini hanya air belaka..."

"Di kota itu tentunya ada ribuan orang yang meninggal serentak dan kotanya sendiri seperti dihapuskan dari muka bumi. Semua itu terjadi dengan cepat dan mendadak, sehingga melintas sebelum kita sempat menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Seakan-akan dengan satu gerakan maha kuat dekor latar belakang sebuah sandiwara telah digantikan..."

"Akhirnya Kapten Lindeman memutuskan untuk meninggalkan teluk itu, karena ia beranggapan bahwa keadaannya cukup berbahaya. Kapal menuju ke Anyer dengan tujuan untuk melaporkan malapetaka yang menimpa Teluk Betung. Tak lama kemudian kapal sudah berlayar di laut lepas. Walaupun hari masih pagi, cuaca makin menggelap, dan menjelang pukul sepuluh sudah gelap seperti malam. Kegelapan itu bertahan selama delapan belas jam dan selama itu turun hujan lumpur yang menutupi geladak sampai hampir setengah meter."

"Di ruang kemudi nakhoda melihat bahwa kompas menunjukkan gerakan-gerakan yang paling aneh; di laut terjadi arus-arus kuat, yang selalu berubah arahnya.
Udara dicemari oleh gas belerang pekat yang membuat orang sulit bernapas dan beberapa penumpang menderita telinga berdesing. Barometer menunjukkan tekanan udara yang sangat tinggi. Kemudian bertiuplah angin kuat yang berkembang menjadi badai. Kapal diombang-ambingkan oleh getaran laut dan gelombang tinggi. Ada saat-saatnya Loudon terancam akan terbalik oleh luapan air yang datang dari samping. Apa saja yang tak terikat kuat dilemparkan ke laut..."

Api Santo Elmo

"Tujuh kali berturut-turut halilintar menghantam tiang utama. Dengan rentetan letupan yang gemeretak, geledek itu kadang-kadang seperti bergantungan di atas kapal yang diterangi cahaya mengerikan. Alat pemadam kebakaran disiapkan di geladak, sebab nakhoda khawatir setiap waktu Loudon bisa terbakar."

"Kecuali halilintar, kami juga menyaksikan gejala alam aneh lain, yakni apa yang disebut sebagai api Santo Elmo. Di atas tiang kapal berkali-kali terlihat nyala api kecil-kecil berwarna biru. Kelasi-kelasi pribumi mendaki tiang untuk memadamkan 'api' itu, tetapi sebelum mereka sampai ke atas gejala itu telah lenyap kemudian terlihat berpindah ke tempat lain. Api biru yang berpindah-pindah itu sungguh merupakan pemandangan yang menyeramkan dan membangunkan bulu kuduk."

"Antara badai dan ombak besar kami mengalami saat-saat tenang. Tiba-tiba saja semuanya menjadi sunyi senyap dan lautpun licin seperti kaca. Tetapi sepi yang tak wajar ini lebih mencekam daripada gegap gempita ombak dan topan yang harus kami alami. Tak terdengar suara lain, kecuali keluh kesah dan doa para penumpang Indonesia di geladak depan, yang yakin bahwa ajal mereka segera akan sampai."

"Akhirnya pada malam menjelang tanggal 28 kami melihat sekelumit cahaya membersit dilangit! Seberkas sinar bulan pucat berhasil menembus awan gelap.
Ketika itu sekitar pukul empat pagi. Di kapal orang bersorak-sorai gembira dengan rasa syukur dan lega."

"Memang masih ada batu apung dan abu turun ke geladak, tetapi paling tidak kami bisa melihat sekelilingnya dengan agak jelas. Kami masih berlayar menyusuri pantai Sumatra. Nampaknya pantai sangat sunyi. Yang dulunya ditumbuhi pohon-pohon kini hanya tersisa tunggul bekas batangnya yang patah. Laut penuh dengan kayu dan batu apung, yang di pelbagai tempat mengumpul menjadi semacam pulau besar yang menutupi jalan masuk ke Teluk Lampung."

"Tampang kapal Loudon benar-benar mengejutkan. Ia lebih mirip kapal yang tenggelam sepuluh tahun di dasar laut dan baru diangkat kembali. Kami melayari Selat Sunda dan pagi-pagi sekali Krakatau nampak kembali. Sekarang kami baru mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Seluruh pulau itu meledak sampai hancur lebur dan sebagian besar hilang. Dinding kawahnya sama sekali runtuh, kami hanya melihat celah-celah raksasa yang mengeluarkan asap dan uap."

 

"Di laut, antara Pulau Sebesi dan Pulau Krakatau yang tadinya masih merupakan jalur pelayaran, kini bermunculan pulau-pulau vulkanik kecil dan berpuluh gosong arang timbul dari permukaan air. Pada delapan tempat tampak asap dikelilingi uap putih dari laut."

"Dengan lambat kami mendekati pantai Jawa. Pemandangan yang terlihat hampir tak terperikan. Segalanya telah diratakan menjadi gurun tak bertuan. Waktu kami berlabuh di Teluk Anyer, kami baru menyadari bahwa pelabuhan kecil itu sudah tidak ada lagi. Semuanya telah tersapu bersih, tiada rumah, tiada semak, bahkan tak ada batu yang kelihatan! Hanya sebuah tonggak masih menandai bekas tempat berdirinya mercusuar. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi, kehampaan dan kesepian..."

"Yang dulunya merupakan kampung-kampung yang makmur, kini hanya hamparan
lumpur kelabu. Sungai penuh dengan puing dan lumpur. Di mana-mana tak nampak
tanda-tanda kehidupan..."

"Pulau-pulau di Selat Sunda juga tak luput dari musibah. Pulau Sebesi yang pernah dihuni dua ribu orang, kini hanya tinggal seonggok bukit abu, sampai puncaknya yang hampir lima ratus meter tingginya itu, dan semua tumbuh-tumbuhan tak berbekas. Tak terlihat perahu atau desa lagi. Demikian pula keadaan pulau-pulau lain, Pulau Sebuku dan Pulau Sangiang."

Hujan Lumpur

"Pada tanggal 29 Agustus kami kembali di Lautan Hindia. Makin ke utara, makin kurang kelihatan akibat malapetaka besar itu. Kemudian di Padang dan beberapa tempat lainnya kami bertemu dengan orang-orang yang mendengar ledakan-ledakan dan gemuruh Krakatau. Yang aneh ialah bahwa kami yang berada di tempat yang paling dekat dengan Krakatau, tidak mendengar dentuman-dentuman itu."

Itulah kisah seorang penumpang kapal yang melihat malapetaka itu dari jarak jauh.


Gitu.
Waow.. Sebenernya masi pengen nulis banyak lagi. Seperti misalnya penelitian tentang meletusnya Krakatau Purba tahun 535 AD. Para ahli menyebutnya Super Volcano karena efeknya sampe ke seluruh dunia. Bahkan jejak ion belerangnya masih tertinggal di batuan inti lapisan es Antartika dan Greenland.

Waow..
*tesepona..*

NB : Teluk Betung itu wilayah di Lampung. Ujung, deket banget (atau mungkin berhadapan) sama Selat Sunda.

Link :

08 August 2006

Superman Returns..??!!


Superman Returns
Superman Returns udah basbang.. Jelaslah.. Pilemnya aja udah gak ada di 21 Jogja..
Hehhee..
Tapi kemaren nih, gw dikasi game Superman Returns ama Momon. Dan bikin ketagihannn...!!!


Ceritanya, nih game mengharuskan kita sebagai potographer Daily Planet buat motret Superman yang lagi terbang. Ada 4 kota disini, dan tiap kota cuma dapet kesempatan 6 kali motret. Tiap poto akan dinilai dari jelasnya bentuk superman yang ketangkep kamera. Susyaahh...

Momon bisa dapet skor 175.
Dia pake trik ngikutin superman, soalnya kata dia, kalo diikutin pake kursor, superman nya jadi lambat..

Dan gw cuma mentok di 130..
Padahal udah gw kecilin resolusi laptop gw jadi 800x600 tuh.. Tetep ajaaa...
Hiks...

Yang paling bikin kesel tuh, kalo tau-tau Superman nya mutung, alias ngambek, alias tau-tau ngilang gak muncul-muncul lagi.. Padahal sisa poto masi banyak, sisa waktu juga masi cukup.. Huh..!!
Superman mutungan..

Update

Hei, ada game baru lagi bab superman. Coba di alamat sini.
Dan gw sukses nembus skor 25210..!!! Yihaaa...!!!



Ceritanya, superman harus nyelamatin warga dari jatuhnya reruntuhan dan benda-benda guedhe dari atas gedung. Laen sama game di atas, game ini mengandalkan kecepatan jari di atas keyboard.
Tips nih, banyakin nabrak batu dan hindari batu ijo alias kryptonite. Trus, waktu nekan tombol "UP", jangan sampe salah tekan tombol laen. Supermannya bisa mutung gak berhenti... hehe..

Peringatan : game ini bisa menyebabkan kram tangan dan keyboard rusak.. Hehehe..


03 August 2006

War Always Produces Tragedy

War ALWAYS produces more suffering than benefits. >:(
And im speechless looking these pictures..


And much more in here...

And from this blog...

900 dead (equivalent to 71 000 American citizens)
3000 injured (most of them badly injured or have been permanently disfigured)
1,000,000 displaced with most of their homes demolished and now living in schools and in parks.

300 of the 900 dead are CHILDREN below the age of 12
(this is equivalent to 23666 American children)

There is no hope that this will end soon.
This is what PM Fouad Al Sanyoura declared this morning.

Btw, ada yang bisa jelasin, kegunaan perang? Sapa tau gw jadi setuju sama perang..
Apa fungsi perang, selaen unjuk kuasa dan teknologi?
Mo perang di Libanon kek, di Irak kek, di Mars kek..
Menurut gw, ini cuma ajang 'kepentingan' ajaaa...
*emosi gw..*

02 August 2006

Dicari : Sekolah Bagus!!

Pertama-tama saya peringatkan, bahwa postingan ini panjaaannngggg...
Bikin males bacanya.. Huehehhehe..
Dan yang kedua, saya ucapkan, bahwa IE SUX!!!

Gw udah nulis ini, dan koneksi putus, dan waktu gw back, tulisan gw yang panjang sepanjang-panjangnya udah ilang..!!!! >:(
Dan gw dah lupa nulis apa aja tadii..!!!
*banting-banting IE..!!*
Siyal, dijual ke loakan juga gak laku lu!!!
*hah? gak nyambung banget sih, tik?*
Fiuuhh..
*ronde satuu... passs...!!!*
Oke, lanjutt...

Ceritanya, gw keinget si eMBek ngomel ngomel ke gw beberapa bulan yang lalu..
"Tiiikkk..!! Gw gak lulus UN..!! Ituuu.. Ujian Nasionaall..!! Aahhhh..!! Mati gw.. Mati gw... "
Dan dia terus mengucapkan "..mati gw.." sebanyak kurang lebih 23 kali lagi..
(iseng amat gw ngitung..)

"Lah, lu masi idup nih... Mati beneran gih sono..."

Si eMBek cemberut total.. "Tika jahat! Aduh, tik!! UN siyalan..!! Sekolahan brengsek..!!"

Lah??!! Kok jadi nyalahin sekolahan sekarang?
Yang ujian kan eluuuu... Pegimane ceritanye nih sekolahan disalahin?!

"Lu enak tik! Dapet sekolahan favorit terus! Lu pinter tik!"
Weks.. Kok jadi bawa-bawa gw?! Muji-muji lagi.. Geer aaahh..

"Lah gw?! Ujian itu kemaren, soal-soalnya buedaaa!! Buedaaa sama yang diajarin di sekolahan..!!! Guru-gurunya sekolah dimana sih dulu?!!!"
Dan sukses gw ngakak berat..!!
Apalagi liat muka si eMBek yang udah kelipet tujuh kali tiga sama dengan dua satu..

Tapi abis itu si eMBek beneran berkaca-kaca.. Jadi gak tega..

"Ya udah.. Kamu sekolah lagi.. Ambil yang paket C.. Sante aja.. Gak lulus UN gak bikin mati kok..."

Dan nonton spongebob dilanjutkan sambil minum es jeruk dan kicauan si eMBek...

Nah..
Sebenernya gw gak mau bahas UN. (Udah banyak yang bahas sihh.. ;p)
Gw pikir-pikir, ada benernya omongan si eMBek. Kualifikasi suatu sekolah, harus diakui secara realita emang agak-agak pengaruh ke qualified-nya siswa yang diluluskan.
Silahken didebat dengan jawaban normatif, tapi tetep aja gw pikir 2 hal ini gak bisa dilepaskan satu sama lain.

Kurikulum Nasional terlalu sarat beban.
Susah sih emang menjejalkan materi yang segitu buanyak ke otak siswa, tapi tetep bikin siswa kritis dan cerdas.
(Gw bilang cerdas ya, bukan pinter menghapal..)
Misalnya, gw pernah baca, ada yang namanya mata pelajaran PLKJ alias Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta, dimana siswa harus ngehapal alamat suatu gedung.
Wakakakakk.. bagus.. bagus..
Jadi, siswa akan siap ketika dia lulus sekolah harus jadi sopir taksi..
*siul siul..*

Di sekolahan umum, kata eMBek ke gw, siswa kayak dia dianggep ember kosong. Diisi terus sama hapalan-hapalan. Trus ujian. Trus ngapalin pelajaran lagi. Trus ujian lagi. Trus ngapalin lagi.. Praktikum cuma bullshit (kata eMBek..) ketika fasilitas sekolah juga seadanya..

Dan gw bilang ke eMBek, sekolah yang bagus akan menyertakan penekanan pembangunan karakter ke siswa. Gak ada gunanya semua pelajaran yang didapat, ketika siswa gak ada otak buat mikir yang laen kecuali rumus trigonometri di kepalanya.

Tapi ya ituuu... Setau gw cuma dikit banget sekolah yang kayak gituuuww..
Setau gw cuma sekolah nasional plus ato sekolah internasional yang menerapkan sistem pembelajaran kayak gitu ke siswa.

Contoh, Sekolah Global Jaya di Bintaro. High Scope.Santo Bellarminus.
Semuanya di wilayah Jabotabek. Dan semuanya tempat belajar orang berduit.
(Bukan tempat belajar orang berdasi..)

Menurut temen gw yang pernah sekolah di Global Jaya, dia lebih banyak ngerjain proyek di sekolahnya dulu. Proyek?! Kayak orang ngantor aja..

Proyek yang dimaksud adalah mempraktekkan apa yang dipelajari, termasuk membuat alat peraga.
Contoh, ketika mata pelajaran geografi, dan mbahas gunung berapi. Siswa dipersilahken membuat miniatur gunung lengkap dengan lapisan-lapisannya.
Hohoho.. Keren...
Selain siswa jadi hapal, dia juga bakal ngerti dan menguasai anatomi si gunung.
Kalo sekolah gw dulu kayak gini, gw gak bakalan kelimpungan sekarang googling bab merapi..
Kata temen gw juga, murid didorong melakukan riset melalui segala sumber yang bisa didapat. Koran kek, Radio kek, buku kek, bahkan internet kek juga dijabanin..

Dan fasilitas nya pun gak maen-maen.
Perpustakaan, ruang komputer yang dilengkapi koneksi internet, ruang audio visual buat muter-muter pilem pun ada.
Waadaooowww.... *ngiler...*

Di sekolah-sekolah yang gw sebut di atas, kurikulum nasional disiasati sedemikian rupa. Yang ditekankan bukan apa yang diajarkan. Tapi bagaimana cara ngajar murid...
Bahasa pengantarnya pun gak cuma basa endonesa. Tapi juga bahasa enggres.
*Arrgghhh.. Pengen sekolah lagiiii...!!!*

Jadi, siswa disini emang dituntunt mengatasi masalah alias problem solving, kreativitas digali terus, dan yang lebih penting nih, siswa gak mandeg mikirnya sebatas teori-teori bullshit aja.

Tapi teori itu penting tik!!!

Iyaaa... Pentiinggg...
Tapi kenapa gw bilang bullshit? Karena tanpa praktek, gw pikir bakalan sulit buat orang ngerti dan menguasai sesuatu.

Kayak gempa nih, tanpa ngalamin gempa hebat kayak kemaren, kayaknya bakal sulit buat orang jogja disini buat belajar bab lempeng-lempeng segala macem. Yang parah, temen gw yang kuliah di Geologi juga kelimpungan gw tanyain ini itu.. Akhirnya?? Sama-sama googling deh..
Wakakaakkakkk..

Tapi ya ituu.. Mereka semua adalah sekolah buat orang berduit banyak.
Gimana gak.
SD Bellarminus, menarik uang masuk 11,5 juta. Iuran bulanan 800rebu per siswa.
SD Global Jaya, menarik uang gedung 14 juta pertahun plus iuran 3 bulan 11,7 juta.
High Scope, menarik 40 juta sebagai uang pangkal, dan 2,4 juta untuk SPP.

Hikz..