12 December 2005

Buntut Retouch Poto Mayangsari

Pagi ini, sejumlah aparat POLDA mendatangi kantor gw, buat menciduk sohab dan temen sekantor gw, herman.
Gara-gara hasil postingan joke-nya yang meretouch photo Mayangsari dan Bambang Trihadmodjo (ah, sapalah nama mereka) dan salah satunya adalah photo SBY. Photo laen yang ikut te-retouch adalah photo Roy Suryo, Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra, dan Armand Maulana dan Rhoma Irama.


Oleh karena postingannya itu, dia dianggap melakukan penghinaan kepada kepala negara.
Bagi sebagian orang, mungkin itu tindakan kreatif. Tapi bagi aparat berbaju coklat, polah itu cukup untuk menggandeng Herman ke kantor mereka. Tak tanggung-tanggung, pasal yang dituduhkan adalah penghinaan kepada kepala negara (134 KUHP), yang ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara.

Sumber : detik.com
Tadi malem, Herman ngomong ama gw (via YM) kalo dia telah diingatkan secara tidak langsung oleh Roy Suryo untuk menghapus gambar hasil retouchnya di blogznya (hermansaksono.blogspot.com). Tapi, dengan ancaman mamanya dan dukungan penuh dari gw, plus keteguhan dia kalo ini adalah bagian kebebasan berkreatifitasnya, dia bersiteguh gak mau ngehapus apapun di blogznya.
Dan bos kantor kita bedua pun (yang notabene kenal ama Roy Suryo) dikirimin sms informasi yang isinya kurang lebih kayak gini nih :
Mas [Nama_bosku] Yth, ini Roy Suryo (saya pas tugas di KL, Malaysia).Just FYI dulu, seorang karyawan anda, Herman Saksono, melakukan tindakan yang bisa fatal bagi [Nama_kantorku].Dia merekayasa foto Presiden SBY dan hal tsb dianggap serius oleh Paspampres, kini sedang ditangani Polda DIY.Call me untuk detailnya.
Dan beneran. Kurang lebih jam 11 siang, ada 2 orang aparat berpakaian preman dateng ke kantor gw, dan memeriksa isi komputer Herman yang ada di sebelah meja gw. Herman yang gak bisa berkutik cuma sempet bisik-bisik :
"Tik, telponin ibuku..."
Dan mama Herman bak pahlawan super hero dateng ke kantor gw.. hehe.. (malah ngelawak..). -Salut dan salam hormat untuk Ibunda Herman yang moderat dan support banget. Untuk informasi, ibunda Herman ini seorang psikolog (konsultan) organisasi. - Abis itu, Herman ditemenin mamanya digiring ke POLDA. Dari POLDA, Herman sms gw :
Momon keras kepala gak mau hapus, proses naik ke Poltabes, sdg nunggu rapat dgn Kapolda. Kalo kepepet akan nyerah, tapi sementara masih mo maju terus..
Hidup Momon..!!
Negara ini butuh banyak orang kayak Momon. Kebebasan berkreatifitas dan berekspresi warga negaranya dipecundangi gitu aja..
[::Dukung kebebasan berekspresi::]



Referensi berita :
Tulisan Blogz lain yang terkait :

Tulisan Mayangsari laen di blog ini :