30 April 2007

Razia Dasi di Iran


Eh, pernah dirazia gara-gara make sesuatu yang ndak pada tempatnya? Kalo ditilang gara-gara gak pake helm sih ndak heran ya.. Kalo dirazia gara-gara pake dasi? ;))

He..? Ada apa dengan dasi..?


Jadi, sodara-sodara, di Iran sana, (buat yang blom tau ni..) ada kelompok polisi moral yang bertugas menertibkan hijab yang dipakai oleh warganya. Mungkin sama fungsinya kayak polisi moral di Aceh sana..

Para polisi moral ini, membuat pengumuman (atau perintah ya?) ke tempat potong rambut pria, agar mereka tidak melayani pelanggan yang mengenakan dasi,. Kalo ndak, usaha mereka bisa terancam bredel.. Waduh.. segitunya..
Iranians, however, are prohibited from wearing ties in Iran because they contribute to the spreading of western culture, according to the website of the country's supreme leader, Ayatollah Sayyid Ali Khameini.
Selain dasi, make up buat pria juga ndak dibolehin. Gaya rambut trendy ala Beckham masa kini juga dilarang. (Wah, gel rambut disana bakal ndak laku noh..) Kemeja dan kaos lengan pendek dapet cap hitam. Haha.. Kalo gitu, kenapa mereka masi pake jas ya? hihi.. Lha bukannya jas ituh kesannya malah western juga? Itu di Jepang, malah lagi kampanye buat gak pake jas.

Mulai bulan ini, menteri-menteri kabinet di Jepang diperkirakan akan memakai baju yang lebih santai, memakai kemeja yang didesain dengan kancing dan peniti agar kerah mereka tetap tegak. Eh, malah ngomongin Jepang..:))


Itu buat para pria. Di salon wanitanya, ada larangan tersendiri untuk tidak mencukur atau mencabut alis. Waks.. Temen-temen sayah yang maniak salon mesti cemberut tuh.. :)) Di Iran sana, terjadi pertentangan antara para old-ladies dan para "western-doll". Western-Doll adalah sebutan bagi para
muda-mudi Iran yang berdandan dengan baju cerah dan tidak menggunakan chador. Bahkan menurut BBC, sekitar 16.000 warga perempuannya pernah ditangkap dan ditahan gara-gara hijab yang tidak tepat. Ada juga wanita yang ditangkap gara-gara menikah dengan diplomat.

For many older women it's a symbol of their commitment to the revolution. But young women are increasingly turning away from the chador - it's expensive, hot and difficult to wear.
Ndak usah di Iran deh, Bapak saya aja suka cemberut kalo liat saya pake baju ketat dikit.. :-Chador, baju wanita khas Iran berwarna gelap, memang simbol reiligiusitas bagi sebagian para konservatif di Iran.

Di masa pemerintahan Ahmadinejad, kayaknya memang sebuah pertentangan tersendiri antara pihak moderat dan konservatif. Ahmadinejad yang dari aliran konservatif sendiri entah kenapa dianggap ndak begitu peduli urusan hijab para generasi mudanya.

Tapi ngomongin razia dasi tadi, lucunya di Iran sendiri punya masa ketika Shah Reza Pahlevi di tahun 1936 melarang penggunaan segala bentuk pakaian Islami. Terutama oleh para perempuan Iran. Lohh..?? Shah Reza waktu itu terpengaruh oleh Presiden Turki, Kemal Attaturk yang lagi seru-serunya men-sekuler-kan negaranya. Di waktu yang sama, juga ada program pengubahan model lelaki Iran, dari pakaian tradisional, ganti model pake jas dan dasi model Barat.

Lha sekarang dasinya mo dilarang dipake lagi tu..

Saya ndak komentar ah..I-|

Link :

Read More »